MONOLITH LAW OFFICE+81-3-6262-3248Hari kerja 10:00-18:00 JST [English Only]

MONOLITH LAW MAGAZINE

General Corporate

Posisi Hukum eSports dalam Undang-Undang Dasar Olahraga

General Corporate

Posisi Hukum eSports dalam Undang-Undang Dasar Olahraga

Pentingnya Kesadaran Hukum dalam Dunia e-Sports

Banyak pemain dan pihak terkait dalam e-sports bertujuan agar e-sports diakui sebagai kompetisi yang berkontribusi pada perkembangan fisik dan mental yang sehat serta memberikan kepuasan, sama seperti olahraga konvensional.
Dari sudut pandang ini, kebutuhan untuk meninjau hubungan antara e-sports yang berkembang pesat dan sistem hukum yang ada semakin meningkat.
Khususnya, dengan latar belakang peningkatan jumlah pemain, kenaikan jumlah hadiah, dan peningkatan jumlah penyelenggaraan turnamen internasional, pentingnya pengaturan hukum semakin mendapatkan perhatian.

Latar Belakang dan Prinsip Dasar Undang-Undang Dasar Olahraga Jepang

Dengan mempertimbangkan situasi ini, pertama-tama perlu untuk mengonfirmasi kerangka hukum dasar terkait olahraga.
Undang-Undang Dasar Olahraga Jepang disahkan dengan merevisi sepenuhnya Undang-Undang Promosi Olahraga Jepang yang ditetapkan pada tahun Showa 36 (1961), dan mulai berlaku pada tanggal 24 Agustus Heisei 23 (2011).
Undang-undang ini menetapkan prinsip dasar terkait olahraga, serta menjelaskan tanggung jawab pemerintah nasional dan daerah, dan peran yang harus dimainkan oleh organisasi olahraga.
Yang patut dicatat adalah bahwa dalam preambule undang-undang ini, secara eksplisit dinyatakan bahwa “menjalani kehidupan yang bahagia dan sejahtera melalui olahraga adalah hak semua orang”.

Dalam proses pembentukan undang-undang ini, nilai-nilai multifaset yang dimiliki oleh olahraga diakui secara luas, dan olahraga diposisikan bukan hanya sebagai aktivitas fisik semata, tetapi juga sebagai aktivitas yang memiliki makna edukatif, kultural, dan bahkan sosial.
Pemahaman yang komprehensif seperti ini menjadi dasar untuk menerima bentuk-bentuk olahraga baru.

Penilaian Hukum terhadap e-Sports

Jadi, bagaimana e-Sports diposisikan dalam Undang-Undang Dasar Olahraga Jepang yang memiliki prinsip seperti ini?
Dalam pembukaan undang-undang tersebut, olahraga didefinisikan sebagai “kegiatan fisik yang dilakukan secara individu atau kelompok untuk perkembangan mental dan fisik yang sehat, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan serta kekuatan fisik, perolehan kepuasan mental, pengembangan kemandirian, dan aspek mental lainnya.”
Untuk e-Sports, efek seperti kepuasan mental dan pengembangan kemandirian melalui aktivitas kompetitif diakui, sama seperti olahraga konvensional.

Yang patut diperhatikan adalah sifat kompetitif dan organisasi dalam e-Sports.
Di banyak turnamen e-Sports, kompetisi yang adil dilakukan di bawah aturan yang jelas, dan para pemain dituntut memiliki konsentrasi tinggi serta kemampuan berpikir strategis.
Selain itu, dalam kompetisi berbasis tim, e-Sports juga berkontribusi pada peningkatan kerja sama tim dan kemampuan komunikasi, sama seperti olahraga konvensional.
Meskipun saat ini belum ada diskusi yang memadai mengenai apakah e-Sports termasuk dalam kategori “olahraga” menurut Undang-Undang Dasar Olahraga Jepang, menolak penerapan undang-undang tersebut secara langsung dianggap tidak tepat.

Tanggung Jawab Hukum dan Tantangan Praktis

Berdasarkan evaluasi hukum tersebut, perlu untuk mempertimbangkan tanggung jawab yang ditetapkan oleh Pasal 5 Undang-Undang Dasar Olahraga Jepang.
Pasal ini menetapkan tanggung jawab berikut untuk organisasi olahraga.
Ayat pertama meminta organisasi untuk secara proaktif mempromosikan olahraga sambil memperhatikan perlindungan hak dan kepentingan individu yang berpartisipasi dalam olahraga, menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta memastikan keselamatan.
Ayat kedua mengatur tentang transparansi dalam pengelolaan bisnis dan penyusunan standar tindakan mandiri, sedangkan ayat ketiga meminta penyelesaian sengketa terkait olahraga secara cepat dan tepat.

Tanggung jawab ini sangat terkait dengan tantangan konkret yang dihadapi oleh industri e-sports.
Misalnya, ada berbagai tantangan seperti dampak kesehatan dari bermain game dalam waktu lama, regulasi partisipasi anak di bawah umur, metode distribusi hadiah, dan cara penyelesaian masalah kontrak. Meskipun ini adalah kewajiban usaha tanpa sanksi, diharapkan setiap organisasi dapat membuat keputusan dan tindakan mandiri.

Selain itu, tantangan khusus e-sports termasuk masalah hak cipta dan lisensi judul game, memastikan keadilan lingkungan komunikasi dalam pertandingan online, dan pencegahan kecurangan.
Untuk tantangan ini, sulit untuk menerapkan kerangka regulasi dan penyelesaian sengketa dari olahraga konvensional secara langsung.
Oleh karena itu, diperlukan pembangunan sistem regulasi yang unik dengan mempertimbangkan karakteristik e-sports, dan dalam prosesnya, perlu mencari solusi yang sesuai dengan era baru sambil mempertimbangkan prinsip-prinsip Undang-Undang Dasar Olahraga Jepang.

Organisasi e-Sports sebagai Badan Olahraga

Jadi, secara spesifik, organisasi seperti apa yang akan memikul tanggung jawab ini?
Pasal 2 ayat 2 dari Undang-Undang Dasar Olahraga Jepang (2011) mendefinisikan “badan olahraga” sebagai “organisasi yang tujuan utamanya adalah menjalankan bisnis untuk mempromosikan olahraga”.
Definisi ini bersifat luas dan tidak membedakan skala atau sifat komersial dari organisasi tersebut.

Secara spesifik, ini dapat mencakup organisasi pengelola internasional seperti Federasi e-Sports Internasional dan Federasi e-Sports Asia, serta organisasi pengelola domestik seperti Federasi e-Sports Jepang, dan bahkan organisasi di bawah naungannya.
Selain itu, organisasi penyelenggara turnamen, organisasi pengelola tim, dan bahkan perusahaan pengembang game, jika tujuan utamanya adalah mempromosikan e-Sports, dapat dianggap sebagai “badan olahraga” dan menjadi subjek penerapan Undang-Undang Dasar Olahraga Jepang (2011).

Mengingat kemungkinan penerapan yang luas ini, para pengelola organisasi e-Sports diharapkan untuk menyadari kemungkinan penerapan Undang-Undang Dasar Olahraga Jepang (2011) dalam mencapai tujuan promosi e-Sports melalui bisnis mereka, dan beroperasi dengan pemahaman yang mendalam tentang prinsip dasar dan kewajiban usaha dari undang-undang tersebut.
Secara spesifik, penting untuk membangun sistem perlindungan hak atlet, menjalankan organisasi dengan transparansi tinggi, dan mengembangkan sistem penyelesaian sengketa.
Lebih jauh lagi, melalui upaya-upaya ini, diharapkan dapat meningkatkan pengakuan sosial terhadap e-Sports dan mewujudkan perkembangan yang sehat.

Managing Attorney: Toki Kawase

The Editor in Chief: Managing Attorney: Toki Kawase

An expert in IT-related legal affairs in Japan who established MONOLITH LAW OFFICE and serves as its managing attorney. Formerly an IT engineer, he has been involved in the management of IT companies. Served as legal counsel to more than 100 companies, ranging from top-tier organizations to seed-stage Startups.

Kembali ke atas